Sabtu, 23 Januari 2010

ALIRAN PENDIDIKAN DAN
GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN


A. Aliran Pendidikan
1. Empirisme (pengalaman)
Aliran empirisme bertolak dari Lockean tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan dan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berasal dari alam bebas atau diciptakan oleh orang dalam bentuk Program Pendidikan. John Locke (1704-1932) tokohnya yang mengembangkan teori “Tabula Rasa” yakni anak lahir di dunia bagaikan kertas putih yang bersih.

Aliran ini memandang berat sebelah karena hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan, sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan. Menurutnya anak yang berhasil karena berbakat , meskipun lingkungan sekitarnya tidak mendukung akan tetapi Keberhasilan yang didapat karena adanya kemampuan yang berasal dari dalam diri yang berupa kecerdasan atau kemauan yang telah ada dalam dirinya.

2. Aliran Nativisme (terlahir)
Aliran ini bertolak dari Leibnitzian tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga factor lingkungan termasuk factor pendidikan yang kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tsb ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran.Berdasarkan pandangan ini keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak itu sendiri. Pendidkan yang tidak sesuai dengan bakat dan pembawaan anak tidak akan berguna untuk perkembangan anak itu sendiri.

3. Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh Filsuf Prancis J.J Rousseau (1712-1778) yang berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik namun menjadi rusak akibat pengaruh lingkungan. Dalam hal ini perlunya permainan bebas kepada anak untuk mengembangakan pembawaannya, kemampuan-kemampuan dan kecenderungan-kecenderungannya. Sehingga pendidikan harus dijauhkan dari perkembangan anak karena hal itu berarti dapat menjauhkan anak dari segala hal yang bersifat dibuat-buat (artificial) dan dapat membawa anak kembali ke alam untuk mempertahankan segala hal yang baik.


4. Aliran Konvergensi
Perintisnya William Stern (1871-1939) yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik atupun pembawaan buruk. Dalam proses perkembangan anak, baik factor pembawaan atau lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai. Menurut teori ini (a) pendidikan mungkin untuk dilaksanakan (b) pendidikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan memcegah potensi yang buruk (c) yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.

B. Gerakan Baru Pendidikan
Gerakan Baru dalam pendidikan berupaya meningkatkan mutu pendidikan hanya dalam satu atau beberapa komponen saja. Beberapa dari gerakan baru tsb memusatkan diri pada perbaikan dan peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar pada sistem persekolahan, seperti pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat perhatian, sekolah kerja, pengajaran proyek dll.

1. Pengajaran Alam Sekitar
Merupakan gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya. Perintisnya Fr. A. Finger (1808-1888) di jerman dengan heimatkunde (pengajaran alam sekitar) dan J. Ligthar (1859-1916) di Belanda dengan het volle Leven kehidupan senyatanya). Beberapa prinsip Gerakan Heimatkunde adalah :
1) dengan pengajaran alam sekitar guru dapat meragakan secara langsung.
2) Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak aktif dan giat tidak hanya duduk, dengar atau catat saja.
3) Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas, yaitu bentuk pengajaran : (a) yang tidak mengenai pembagian mata pelajaran dalam daftar pengajaran, tetapi guru pengajaran memahami tujuan pengajaran dan mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan (b) yang menarik minat karena segala sesuatu dipusatkan atas bahan pengajaran yang menarik perhatian anak (c) memberikan anak bahan apersepsi intelektual yang kukuh dan tidak verbalistis (d) memberikan apersepsi emosional karena alam sekitar mempunyai ikatan emosioanal dengan anak.
Sedangkan J. Lingthart mengemukakan Het Volle Leven sebagai berikut :
1) anak mengetahui barangnya terlebih dahulu sebelum mendengar namanya, sebab kata itu hanya tanda dari pengertian barang tsb.
2) pengajaran sesungguhnya harus mendasarkan pada pengajaran selanjutnya atau mata pelajaran yang lain harus dipusatkan atas pengajaran itu.
3) haruslah diadakan perjalanan memasuki hidup senyatanya kesemua jurusan, agar murid paham akan hubungan antara bermacam-macam lapangan dalam hidupnya.

Alam sekitar juga menjadi kajian empiric melalui percobaan, studi banding, bermain dengan alam dsb. Dengan memanfaatkan alam sekitar maka anak akan lebih menghargai, mencintai dan melestarikan lingkungannya serta mendorong anak untuk belajar aktif karena objek di lapangan lebih menyenangkan.

2. Pengajaran Pusat Perhatian
Yang dirintis oleh Ovideminat Decroly (1871-1932) dari belgia berpendapat “ Ecole Pour La Vie, Par La Vie”(sekolah untuk hidup dan oleh hidup). Anak harus dididik untuk hidup bermasyarakat dan diarahkan kepada pembentukan individu serta anggota masyarakat. Anak mempunyai minat spontan terhadap diri sendiri diantaranya : (a) dorongan mempertahankan diri (b) dorongan mencari makan dan minum (c) dorongan memelihara diri. Sedangkan minat terhadap masyarakat adalah : (a) dorongan sibuk bermain-main (b) dorongan meniru orang lain. Azas pengajaran pusat perhatian antara lain :
a. pengajaran harus didasarkan pada minat dan kebutuhan siswa.
b. dalam mengajarkan sesuatu berdsar atas prinsip psikologi gestal.
c. swiswa harus dididik untuk dapat hidup dan dipersiapkan dalam masyarakat sehingga mampu bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
d. Perlu dibina hubungan harmonis diantara sekolah, keluarga dan masyarakat.

3 . Sekolah Kerja
Gerakan ini dipandang sebagai titik kuliminasi dari pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J.A Comenius (1592-1670) menekankan agar mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa dan tangan. Menurut G. Kerschenteiner tujuan sekolah adalah : (a) menambah pengetahuan anak yang dapat di ambil dari buku atau orang lain bahkan dari pengalaman sendiri (b) agar anak memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu (c) dapat memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan dalam mengabdi Negara.
Kerschenteiner berpendapat bahwa kewajiban utma sekolah adalah mempersiapkan anak-anak untuk bekerja. Salah satu contoh sekolah ini yaitu sekolah perindustrian, perdagangan dan sekolah rumah tangga.

5. Pengajaran Proyek
Merupakan model pengajaran yang memusatkan diri pada masalah nyata yang dihadapi. Dasar filosofisnya bersumber pada pragmatisme J. dewey (1859-1952) yang dipandang sebagai peletak dasar masyarakat Demokrasi Amerika.

Prinsip pokok pengajaran proyek yaitu :
1. anak bebas memilih dan menerapkan tema permasalahan yang dihadapi untuk dipecahkan di kerjakan secara aktif, ilmiah dan memasyarakat.
2. masalah yang harus dipecahkan anak direncanakan dulu kemudian penyelenggaraannya secara sistematis dan diakhiri dengan penilaian.
3. permasalahan yang dipecahkan ada kaitannya dengan kehidupan peserta didik secara nyata.
4. ditentukan oleh anak sendiri agar mendorong meeka untuk aktif secara individual/ kelompok.
5. menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah secara komprehensif yang diperlukan pada masyarakat modern.

C. Gerakan Pendidikan di Indonesia
1. Perguruan Taman Siswa
Didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 juli 1932 di yogyakarta, dalam bentuk yayasan. Tujuan pendidikannya ialah membangun manusia merdeka lahir batin budi pekertinya sehat jasmani dan rohani agar mampu menjadi anggota masyarakat yang berguana bagi kesejahteraan bangsa. Ki Hajar Dewantara merupakan Bapak Pendidikan yang diperingati tanggal 02 Mei oleh bangsa Indonesia

A.Azas Pendidikan Taman Siswa
1) setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum. Asas pertama bertujuan kehidupan yang tertib dan damai hendaknya dicapai menurut dasar kodrat alam sebagai sifat lahir dan manifestasi kekuasaan tuhan. Dari asas ini lahir “System Among” guru memperoleh sebutan pamong yaitu sebagai pemimpin yang bersih.
2) pendidikan hendaknya bermanfaat untuk anak sehingga tumbuh menjadi manusia medeka lahir batin.
3) pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri. Asas ini mencegah jangan terlampau mengutamakan kecerdasan pikiran dan pola hidup kebarat-baratan.
4. pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat. Artinya lebih memajukan pengajran untuk rakyat daripada mempertinggi pengajaran tapi mengurangi tersebarnya penedidikan dan pengajaran.
5. untuk mengejar kemedekaan hidup yang sepenuhnya lahir batin hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan apapun dan dari siapapun yang mengikat, baik berupa ikatan lahir ataupun batin. Yang bertujuan untuk mempertahankan hidup dan kepribadiannya sepanjang masa.
6. semua usaha pendidikan hendaknya dibiayai sendiri karena itu harus hidup sederhana sebagai konsekuensi hidup merdeka.
7. pendidik dalam melaksankan tugasnya harus dilandasi keikhlasan lahir batin untuk mengorbankan segala kepentingan probadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.

B. Dasar Taman Siswa
Ketujuh Asas Tersebut Dikembangkan Menjadi Lima dasar dengan Sebutan Panca Dharma Taman Siswa :
1. kodrat alam, manusia merupakan mahluk yang bersatu dengan kodrat alam semesta, yang tidak lepas dari kodrat alam tetapi akan mengalami bahagia jika menyatu dengan kodrat alam.
2. kemerdekaan, merupakan karunia bagi semua manusia karena pendidikan merupakan usaha membantu manusia untuk merdeka dalam arti bebas lahir batin pikirannya dan tindakannya.
3. kebudayaan, merupakan usaha memajukan dan menyesuaikan kebudayaan dengan segala perubahan zaman serta mencegah terjadinya isolasi kebudayaan.
4. kemanusiaan, merupakan usaha mengembangkan harkat martabat dan adab kemanusiaan karena untuk mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan yang meliputi lahir dan batin, kecerdasan, perasaan dan keterampilan.
5. kebangsaan, mengembangkan rasa kebangsaan sehingga anak menyadari sebagai bangsa yang mempunyai harkat dan martabat yang sama dengan bangsa lain di dunia.

C. System Pendidikan
System Pendidikan Taman Siswa sangat terkenal dengan istilah among sebagai implikasi dari asas kodrat alam, yang berperan sebagai pamong.

2.Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam
Ruang pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 oktober 1926 di Kayu Tanam Sumbar.Pada tahun 1950 diganti menjadi Indonesian Nasional School dan selanjutnya menjadi Institute Nasional Sjafei,. Yang bertujuan untuk menumbuhkan jiwa patriotisme, semangat mencintai tanah air sebagai persiapan menuju Indonesia merdeka.
Asas dan tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam adalah :
1. berpikir logis dan rasional
2. keaktifan atau kegiatan
3. pendidikan masyarakat
4. memperhatikan pembawaan anak
5. menentang intelektualisme
Setelah kemerdekaan Indonesia, Moh. Sjafei mengembangkan asas pendidikan INS menjadi dasar Republik Indonesia menjadi dasar-dasar pendidikan, yang diantaranya :

1. ke-Tuhanan yang maha esa
2. kemanusiaan
3. kesusilaan
4. kerakyatan
5. kebangsaan
6. gabungan antara pendidikan ilmu umum dan kejuruan
7. percaya pada diri sendiri juga pada tuhan
8. berakhlak setinggi mungkin
9. bertanggungjawab akan keselamatan nusa dan bangsa
10. brjiwa aktif positif dan negative
11. mempunyai daya cipta
12. cerdas, logis dan rasional
13. berperasaan tajam, halus dan estetis
14. gigih atau ulet yang sehat
15. correct yang tepat
16. emosional atau terharu
17. jasmani sehat dan kuat
18. cakap berbahasa Indonesia, inggris dan arab
19. sanggup hidup sederhan dan bersusah payah
20. sanggup mengerjkan seseuatu pekerjaan dengan alat serba kurang,dll

Sejak didirikan,tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam adalah :
1. mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
2. memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
3. mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
4. menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani beratanggung jawab
5. mengusahakan mandiri dalam pembiayaan
Beberapa usaha yang dilakukan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam yang dalam bidang kelembagaan antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, seperti ruang rendah, ruang dewasa dll. Program pendidikan INS mengutamakan pendidikan keterampilan-kerajinan seperti menggambar, pekerjaaan tangan dll.

Seperti harapan kepada Taman Siswa, Ruang Pendiduk INS Kayu Tanam juga diharapkan melakukan penyegaran dan dinamisasi seiring dengan perkembangan masyarakat dan Iptek. Di samping itu, upaya dalam pengembangan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam seyogyanya dilakukan dalam kerangka pengembangan Sisdiknas sebagai bagian dari usaha mewujudkan cita-cita Ruang Pendidik INS yaitu mencerdaskan seluruh rakyat Indonesia.

Kesimpulan

Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini dan masa yang akan datang terus berkembang. Hasil-hasil dari pemikiran itu disebut Aliran atau Gerakan Baru dalam pendidikan. Aliran atau Gerakan tersebut mempengaruhi pendidikan di seluruh dunia, termasuk pendidikan di Indonesia. Dari sisi lain, di Indonesia juga muncul gagasan-gagasan tentang pendidikan, yang dapat dikategorikan sebagai Aliran Pendidikan. Yakni Taman Siswa dan INS Kayu Tanam.

Kajian tentang berbagai Aliran dan Gerakan Pendidikan itu akan memberikan pengetahuan dan wawasan historis kepada tenaga kependidikan. Hal itu sangat penting, agar para pendidik dapat memahami, dan pada gilirannnya kelak dapat memberi kontribusi terhadap dinamika pendidikan itu. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah bahawa dengan diharapkan memiliki bekal yang memadai dalam meninjau berbagai masalah yang dihadapi serta pertimbangan yang tepat dalam menetapkan kebijakan dan tindakan sehari-hari..









































Tidak ada komentar:

Posting Komentar